Pilih Mana Sistem DFT atau NFT dalam Berkebun Secara Hidroponik

Pilih Mana Sistem DFT atau NFT dalam Berkebun Secara Hidroponik
5.5 K View • 17 November 2020
Picture by : freepik.com • Post by : Admin@wirneet


Mungkin Anda adalah salah satu hobi berkebun secara hidropnik, dan ingin mengembangkan hobi Anda menjadi skala rumahan maupun industri, akan tetapi masih belum terbayang model sistem yang akan di gunakan, dan apa saja kendala yang harus di hadapi.

Berkebun secara hidroponik memang harus didasari dengan ilmu berkebun, paling tidak tahu cara menyemai, memberikan takaran nutrisi atau pupuk, pengendalian hama, siklus panen dan kapan waktu panen yang tepat.

Berkebun secara hidroponik itu sama saja berkebun secara konvensional atau organik, perbedaannya hanya saja media tanam yang digunkan yaitu dengan air.

Baca juga Cara Buat Nutrisi Hidroponik secara Mandiri

Berkebun secara hidroponik tidak bisa di samakan dengan organik, karena ada teknik dan cara yang harus dipahami, mulai peralatan yang digunakan, media tanam dan sistem yang dipakai. Berikut dibawah ini ulasan mengenai sistem hidroponik bekerja.




Hidroponik Sistem DFT

DFT (Deep Flow Technique) sistem ini merupakan mode air tergenang dalam pipa PVC atau gully, air tetap dialirkan melalui tandon nutrisi lewat pompa air yang di alirkan di setiap gully, air yang di alirkan tidak mengalir secara langsung, melainkan tergenang terlebih dahulu, kemudian akan mengalir apabila batas maksimal sudah melebihi, maka akan dialirkan kembali ke tandon, gambar ilustrasinya dapat di contohkan dibawah ini.

Hidroponik Sistem DFT

 

Jika Anda menggunakan sistem DFT (Deep Flow Technique) ada yang perlu diperhatikan, yaitu apabila ada melakukan pergantian atau penambahan nutrisi pada tandon air, tidak bisa langsung mendapatkan asupan nutrisi secara langsung pada tanaman, karena air pada pipa atau gully masih terdapat air nutrisi yang lama, sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan pergantiannya.

Bayangkan apabila dalam satu tandon dialirkan kesemua tanaman dengan jumlah pipa atau gully yang banyak, maka akan membutuhkan waktu, kurang lebih 1 harian, karena sistem DFT air nutrisinya tergenang pada pipa pvc atau gully.

Selain itu sistem DFT memiliki kelebihan dalam penggunaan listrik, apabila keadaan listrik mati, maka air nutrisi yang ada pada gully masih tetap ada, sehingga dapat mem-backup cadangan air nutrisi yang ada pada pipa pvc atau gully.

Tingkat keberhasilan pada sistem DFT hidroponik terhadap tanaman, ternyata masih bisa di andalkan, karena ada beberapa tanaman sayuran yang memang sangat cocok utuk penggunaan sistem ini.



Sistem Hidroponik NFT

NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu sistem hidroponik yang paling banyak digunakan, tidak heran apabila kita melihat kebun hidroponik skala bisnis maupun industri mereka mengandalkan model sistem ini.

Cara kerja sistem NFT yaitu mengalirkan air nutrisi langsung melalui pipa gully atau PVC dengan kemiringan tertentu antara 6 - 10 derajat, teknik ini membutuhkan tenaga listrik untuk memumpa air ke pipa dan air kemudian kembali ke tandon atau bak penampungan air nutrisi dan begitu seterusnya. Ilustrasi gambar bisa Anda lihat dibawah ini.

Hidroponik Sistem NFT

Tingkat keberhasilan tanaman hidroponik menggunakan sistem NFT sangat tinggi, karena air tandon nutrisi dialirkan secara langsung tanpa genang, sehingga apabila ada pergantian atau penambahan nutrisi pada tandon jauh lebih cepat ketimbang sistem DFT.

Penggunaan sistem NFT yang perlu di perhatikan adalah sistem kelistrikannya, jika listrik keadaan mati maka pompa yang bekerja untuk mengalirkan air nutrisi tanaman yang ada di gully akan berhenti juga, sehingga menyebabkan tanaman akan mengalami kekurangan asupan air nutrisi, dan jika dibiarkan terlalu lama, maka tanaman akan layu dan stress.



Dari kedua sistem ini, kita bisa memahi detail tentang berkebun secara hidroponik, baik itu diterapkan untuk skala hobi, rumahan dan industri, sehingga kita mampu mengendalikan tanaman dengan target berhasil dengan baik.

Selain target keberhasilan dalam berkebun secara hidroponik, Anda harus memperhatikan siklus panen, agar memiliki keberlangsungan stok sayur mayur yang dapat dipanen setiap harinya.

Demikian ulasan ini kami bagikan, Terima kasih telah berkunjung di artikel kami, Semoga bermanfaat.

Salam Hidroponik...






Penulis
Jumadi
Sumatra, Indonesia Jumadi adalah seorang IT Konsultan di Bidang Perkebunan Kelapa Sawit yang berasal dari Kota Medan, Sumatra ia merupakan lulusan Teknik Informatika di STMIK AKAKOM Yogyakarta, yang kini menjadi Universitas UTDI, ketertarikan menulis menjadi salah satu inspirasi untuk berbagi informasi dan ilmu pengetahuan dari pengalaman bekerja. Dengan pengalaman tersebut Jumadi menyempatkan di sela - sela waktu luang dengan menulis konten artikel SEO yang mengutamakan originalisasi. Hampir semua topik konten di sukai, mulai tentang iptek, otomotif, olahraga, pertanian, gadget dan pendidikan. Saat ini ia bekerja sebagai IT Konsultan di salah satu perusahaan pengembang software perkebunan kelapa sawit.
in

Artikel Terkait


Ada 0 Komentar di "Pilih Mana Sistem DFT atau NFT dalam Berkebun Secara Hidroponik"


Tinggalkan Komentar Disini